Jumat, 08 Agustus 2008

Bangunlah Kerjasama

Bangunlah Kerjasama

Anda memiliki pengetahuan dan perspektif tentang kerja. Begitu pula dengan orang-orang Anda. Seharusnya Anda dan mereka dapat menggabungkan perspektif dan pengetahuan masing-masing untuk mewujudkan kinerja yang prima. Banyak hal-hal luar biasa akan dicapai saat pemimpin berkolaborasi untuk mencapai sasaran-sasaran bersama.

Satu-satunya tembok penghalang terbesar yang membuat pemimpin merasa tidak perlu berkolaborasi dengan pengikut adalah perasaan ketidaksejajaran antara dirinya dengan pengikut. Saya pikir bila Anda memiliki perasaan demikian buang saja jauh-jauh. Kinerja prima hanya bisa tercapai bila Anda dan orang-orang bekerja sebagai kontributor sejajar dalam proses pencapaian sasaran, dari mulai perencanaan, peninjauan hingga penyelesaian masalah. Dengan bekerja selayaknya rekan sejajar Anda mengisyaratkan pada karyawan bahwa Anda menghargai pengetahuan dan wawasan mereka. Ini akan menumbuhkan perasaan memiliki dan tanggung jawab orang-orang. Anda tidak harus setuju dengan setiap masukan dari karyawan, tapi juga tidak harus selalu menolak.

Rapat kaku yang saya ceritakan di bab sebelumnya lebih banyak disebabkan oleh tertutupnya seorang pemimpin terhadap saran-saran yang diberikan oleh tim. Tim mungkin berpikir,”Buat apa menyumbangkan pikiran bila akhirnya hanya ide pemimpin yang dipakai.”

Kita tahu dalam kerjasama bukan ide saya atau ide Anda yang dipakai. Tapi ide kita. Bila semua orang yang terlibat dalam pencapaian kinerja prima sadar bahwa ada ide bersama yang luar biasa menanti untuk dieksplorasi, maka semua pihak dapat berhenti untuk menjadi orang picik yang beranggapan bahwa idenyalah yang paling layak digunakan.

Waspadailah bila organisasi Anda memiliki kecenderungan hanya bergantung pada pemikiran-pemikiran Anda, khususnya saat berupaya untuk mencapai kinerja yang prima dalam seluruh aspek organisasi. Pemimpin seringkali terlalu jauh dari akar masalahnya. Orang-orang biasanya lebih tahu detail setiap permasalahan kinerja.

Untuk menciptakan situasi penuh kerjasama Anda bisa melakukannya dengan memberikan semua informasi yang dibutuhkan oleh orang-orang Anda. Dengan berbagi informasi Anda membuat orang menjadi lebih antusias dengan pekerjaan mereka. Mereka menjadi lebih jelas tentang sasaran yang hendak dicapai.

Cara lain untuk mendorong kerjasama adalah dengan lebih banyak bertanya kepada orang untuk menggali gagasan, informasi dan pengetahuan. Dengan lebih banyak bertanya Anda dapat memancing keterlibatan atau kontribusi semua orang. Dengan bertanya Anda mulai dapat mendengar, menanggapi dan bahkan mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja. Dengan memahami masalah-masalah kinerja sampai ke akarnya Anda memperlihatkan kepada orang-orang Anda bahwa Anda komitmen dengan tujuan dan sasaran kinerja yang hendak dicapai. Hal ini sangat menginspirasikan orang-orang Anda untuk bekerja secara lebih efektif.

Bila Anda memandang orang-orang Anda hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan kinerja maka Anda akan memperoleh resistensi yang besar. Tapi bila Anda memandang orang-orang sebagai pihak yang sejajar yang akan Anda ajak kerjasama, maka Anda mendapatkan dukungan dari mereka. Bersikap seperti seorang bos yang memerintahkan untuk melakukan ini dan itu sepanjang hari, bulan dan tahun kepada bawahan tidak akan membuat kinerja prima dapat bertahan. Sekarang bukan lagi era bos, tapi pemimpin.

Selain memikirkan bagaimana Anda sebagai pemimpin perlu membangun kerjasama dengan orang, Anda juga perlu mencari cara-cara untuk membuat orang-orang Anda saling bekerjasama satu sama lain dalam cara-cara yang positif. Saya pernah bekerja dengan pemimpin yang mencoba merekatkan kerjasama antar anggota tim dengan turun untuk memberikan sokongan bagi aspek operasional. Saat melakukannya ia merekatkan antara staf yang satu dengan yang lain. Seperti seorang ayah yang berusaha merekatkan anak-anaknya dalam sebuah aktivitas membersihkan rumah. Pemimpin seperti itu memberikan inspirasi dengan cara yang cool tapi membekas.

Tidak ada satupun kisah klasik sukses sebuah organisasi yang saya baca yang menunjukkan bahwa menciptakan persaingan antar anggota tim diuraikan sebagai cara mencapai kinerja tinggi. Persaingan hampir tidak pernah menghasilkan unjuk kerja terbaik, mengejar keunggulan adalah permainan kerjasama. Persaingan adalah cara untuk membuat orang lain menjadi lebih rendah. Dalam kerjasama orang menyadari bahwa mereka berhasil kalau orang berhasil. Sehingga orientasi mereka adalah membantu yang lainnya untuk melakukan unjuk kerja secara efektif. Interaksi ini menghasilkan persahabatan, persatuan dan moral kerja yang tinggi.

Pemimpin secara pribadi memetik keuntungan dari tumbuhnya perilaku kerjasama. Pemimpin yang mendorong kerjasama akan dipandang sebagai pemimpin yang efektif, sedangkan yang menganjurkan persaingan akan dianggap sebagai pemimpin yang menghambat dan tidak efektif. Saya pernah menghadapi kasus dimana seorang pemimpin tidak mampu membangun kerjasama dengan timnya dan juga tidak berhasil dalam mendorong kerjasama antar sesama anggota tim, kinerjanya sebagai pemimpin menurun secara tajam hari ke hari sampai hari dimana ia diberhentikan. Pesan dari kasus ini jelas: bekerjasamalah bila mau sukses!●

Tidak ada komentar: