Jumat, 08 Agustus 2008

MALES KERJA

BUAT KAMU YANG MALES KERJA

Dalam hal pekerjaan hanya ada dua pilihan: mencintai pekerjaan atau mengeluh setiap hari.jika tidak bisa mencintai pekerjaan maka kita hanya akan memperoleh 5 “nge“ yaitu ngeluh ,ngedumel,ngegosip ngomel dan ngeyel.iya nggak??Punya masalah dengan semangat kerja??nggak usah stress gitu deh! anda tidak sendirian.banyak orang lain yang punya problem serupa.namun bukan tidak ada solusinya.!

Hampir semua orang pernah mengalami gairah kerjanya melorot.(kayak kolor..)itu lumrah.kata om jansen sinamo ,ahli pengembangan Sumber Daya Manusia dari institut darma mahardika
Jakarta,(wuih..)meski lumrah“impotensi“ kerja harus tetep di obati.Cara terbaik untuk mengatasinya menurut jansen dengan langsung membenahi pangkal masalahnya yaitu motivasi kerja.itulah akar yang membentuk etos kerja.secara sistematis jansen memetakan motivasi kerja dalam konsep yang ia sebut dengan delapan etos kerja profesional.(wah keren amat..)makanya simak…!

Etos pertama:kerja adalah rahmat

Apapun pekerjaan kita entah pengusaha pegawai kantor bahkan kenshusei pun adalah rahmat dari tuhan YME.anugrah itu kita terima tanpa syarat seperti halnya kita menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeserpun.bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah ,dengan bekerja setiap tgl muda atau tanggal tua sesuai dengan perusahaan anda kita akan menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.dengan bekerja kita punya banyak temen dan kenalan.punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan.dan masih banyak lagi.semua itu anugrah yang patut di syukuri.sungguh kelewatan jika kita merespons semua nikmat dengan keogah-ogahan.

Etos kedua:kerja adalah amanah

Apapun pekerjaan kita semua adalah amanah.mahasiswa mendapat amanah dari dosen.DPR mendapat amanah dari rakyat.Kenshusei dapat amanah dari perusahaan.etos ini membuat kerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela,misalnya korupsi dalam bebagai bentuknya.(termasuk korupsi waktu istirahatnya yang molor..)

Etos ketiga;kerja adalah panggilan

Bukan berarti pekerjaan yang nunggu ada panggilan..(kayak pemadam kebakaran misalnya…awas!pikiranya jangan ngeres ya…)maksudnya Apapun profesi kita semua adalah darma.contohnya seorang perawat memanggul darma untuk mengobati orang sakit.kenshusei mempunyai darma untuk menghasilkan pekerjaan yang bermutu.jika pekerjaan atau profesi di sadari sebagai panggilan kita akan memberikan yang terbaik.kita akan merasa tidak puas jika karya kita kurang baik hasilnya.

Etos keempat;kerja adalah aktualisasi

Apapun pekerjaan kita semuanya merupakan bentuk aktualisasi diri.meski kadang membuat kita lelah bekerja tetep merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa “ada“.bagaimanapun sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan dari pada duduk bengong tanpa pekerjaan.Secara alami,aktualisasi diri itu bagian dari psikososial manusia (kaya orang pinter..padahal kamuflase!!).dengan bekerja misalnya seseorang bisa berjabat tangan dengan rasa PD(bukan partai demokrat lho..) ketika berjumpa dengan teman baru cewek misalnya…’perkenalkan nama saya slamet kenshusei desu,keren
kan??

Etos kelima;kerja itu ibadah

Tak peduli apapun agama atau kepercayaan kita.semua pekerjaan yang halal merupakan ibadah.kesadaran ini pada giliranya akan bisa bekerja secara ikhlas,bukan demi cari uang atau jabatan semata.

Etos ke enam:kerja adalah seni

Apapun pekerjaan kita bahkan seorang peneliti pun semua adalah seni.kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan sebuah hobi.

Etos ke tujuh:kerja adalah kehormatan

Seremeh apapun pekerjaan kita misalnya tukang las,tukang potong besi dll itu adalah sebuah kehormatan.jika bisa menjaga kehormatan dengan baik,maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang kepada kita.percaya deh….

Etos ke delapan:kerja adalah pelayanan

Apapun pekerjaan kita semua bisa di maknai sebagai pengabdian kepada sesama.

Ya.. pada intinya untuk bisa tetep enjoy kita kudu bisa mencintai pekerjaan..itu emang agak susah…tapi,”imposible is nothing” (kata iklan adidas seh..)Dalam hidup kadang kita memang harus melakukan banyak hal yang tidak kita sukai tapi kita tidak punya pilihan lain tidak mungkin kita mau enaknya saja ada pepatah mengatakan “tak ada mawar yang tak berduri” ,kalau kita mau enak ya kudu bisa ngehalau duri-duri dulu..

Dalam dunia keja duri bisa tampil beragam rupa misalnya gaji kecil,gada lembur teman yang kurang asyik, atasan urusai dan banyak lagi,namun di sini lah kita akan di tempa untuk menjadi lebih siap.sipp!!!

Semoga bermanfaat.

di sadur dari tulisan jansen sinamo @tokoh indonesia.com

http://onoda.wordpress.com

KERJA KERAS

TENTANG KERJA KERAS

PERINGATAN KERAS: TIPS INI SANGAT MUNGKIN AKAN MENGGUNCANG KEYAKINAN YANG SELAMA INI ANDA PEGANG TEGUH TENTANG KESUKSESAN DAN KEBERHASILAN!

TENTANG KERJA KERAS

Kami sekeluarga, pernah mempekerjakan seorang pembantu rumah tangga, yang kebetulan tetangga kami sendiri, sebagai tenaga pencuci pakaian. Selama belasan tahun, ia bekerja pada keluarga kami dan beberapa keluarga lainnya secara bergiliran, dengan penuh dedikasi dan kesetiaan.

Beberapa tahun yang lalu, ia pensiun karena kendala fisik yang dialaminya. Tangan dan kakinya tak lagi mampu bersentuhan dengan dinginnya air untuk lebih dari beberapa menit saja. Setiap kali tangan dan kakinya tersaput air, ia akan merasakan ngilu yang sangat luar biasa, tak hanya di tangan dan kakinya, tapi juga di seluruh tubuhnya.

Sebagai pekerja super keras, Saya melihatnya sebagai contoh yang sangat nyata. Kendala fisik di atas sebagai muara dari kerasnya ia bekerja, adalah sebuah ironi tentang fenomena kerja keras.

Apakah setelah semua itu kehidupan fisiknya juga berubah? Kecuali tentang penyakit encok dan rematiknya itu, tidak ada. Penghasilannya selama ia bekerja hanya cukup untuk hidup hari demi hari.

Saat ia memutuskan untuk pensiun, pakaiannya tetap sama seperti saat ia memulai profesinya dahulu. Begitu pula rumahnya, tetap sebuah pondok berdinding kayu dengan segala perabot yang sama. Begitu pula dengan warung pecelnya, tetap seperti semula, bermeja reot berbangku reot, beratap terpal plastik yang itu-itu juga.

Bagaimanakah fenomena ini bisa terjadi? Mengapakah seseorang yang telah bekerja sedemikian keras di sepanjang hidupnya, tetap jua tak mengalami berbagai kemajuan dan peningkatan dalam kesejahteraan?

Lihatlah sekeliling Anda, Anda juga pasti akan menemukan banyak fenomena yang sama. Bagaimana dengan Anda sendiri? Mungkin Anda sudah membanting tulang setengah mati sepanjang hidup Anda. Kemudian, Anda menyadari bahwa keringat dan air mata yang bercucuran sekian lama, tak jua membuahkan peningkatan dalam kesejahteraan. Ya, sangat mungkin Anda “bernasib” seperti itu.

Bagaimana dengan ini?

Seorang Bill Gates drop out dari sekolah hukum ternama, tapi kini justru menjadi orang paling kaya di muka bumi. Akankah ia tetap menjadi orang paling kaya sedunia, jika ia tidak drop out? Saya yakin tidak. Sebab sebagai sebagai pengacara, sepopuler dan setop apapun ranking bisnisnya, tetaplah “pasarnya” lebih kecil dari dunia IT. Dan itu, tak akan membuatnya jadi orang paling kaya sedunia.

Seorang Aa Gym, yang “tak pernah” mengenyam bersekolah di pesantren, kini memiliki pesantren yang terhitung paling besar, sekaligus juga menjadi konglomerat bisnis.

Atau bahkan ini?

Seorang Rasulullah SAW, adalah pebisnis tulen sebelum menjadi Rasul. Saat menjadi Rasul, ia tidak lagi berbisnis. Apa yang terjadi? Setengah wilayah bumi kemudian menjadi “miliknya”, separuh kekuasaan di muka bumi “berada di tangannya”, dan setengah dari kekayaan dunia “berada di dalam genggamannya”.

Pernahkah Anda melihat orang yang santai bekerja, tapi kemudian kaya raya? Pernahkah Anda melihat seseorang, yang hanya bekerja empat jam sehari dan dua hari dalam seminggu, tapi berpenghasilan jauh lebih besar dari orang lain yang pontang-panting dan babak-belur lebih dari empatpuluh jam seminggu? Hoki? Nasib? Atau bisnis ideal?

Perhatikanlah bagaimana seorang konglomerat di dalam kesehariannya. Sangat mungkin, Anda akan melihat mereka begitu santai dan rileks. Waktu kerjanya mungkin akan sama seperti Anda. Begitu pula dengan jam tidurnya. Jika Anda bekerja pada mereka, sangat mungkin Anda justru bekerja lebih keras dari pada mereka.

Saat mereka memiliki satu perusahaan, jatah waktunya untuk berbisnis pada perusahaan itu mungkin delapan sampai enambelas jam. Saat punya dua perusahaan, waktunya untuk satu perusahaan mungkin akan berkurang menjadi setengahnya.

Saat punya empat perusahaan, mungkin waktunya untuk satu perusahaan hanya tinggal dua sampai empat jam saja. Dan saat perusahaannya sudah mencapai ratusan, maka bisa jadi mereka hanya punya waktu lima sampai sepuluh menit untuk setiap perusahaan.

Pada intinya, peningkatan di dalam kesuksesan dan kemajuan di dalam bisnis, justru berasosiasi dengan makin sedikitnya waktu mereka untuk semua upaya. Mereka makin sedikit bekerja, tapi justru makin sukses dan makin kaya.

Bagaimana ini?

Bagaimanakah Anda bisa memahami fenomena paradoksial seperti itu? Mengapakah ada orang yang bekerja keras dan makin keras, tapi nasib baik justru makin jauh berlari? Sebaliknya, mengapakah ada orang yang lebih santai, malah makin sukses dan makin sukses lagi?

Bapak dan Ibu sekalian yang budiman, apa yang akan Anda baca berikut ini, adalah ringkasan dari sebuah buku yang berjudul “The (Shocking!) Truth About Action”. Di dalam judulnya ada kata “shocking”. Itu bukan gertak sambal. Sebab, apa yang diulas di dalamnya, memang benar-benar akan mengguncang apapun yang Anda yakini selama ini tentang kesuksesan.

Pada sub judulnya, bahkan dikatakan kurang lebih begini,

“Ini semua adalah tentang bagaimana dan mengapa, nyaris segala yang Anda terima sebagai bahan pelajaran, di sepanjang hidup Anda, di sekolah, di rumah, dan di manapun, dari guru manapun, justru membangun tembok besar yang makin tinggi dan tebal, yang menjadi penghalang utama Anda mencapai kesuksesan.”

Bapak dan Ibu sekalian yang budiman, ulasan berikut ini bisa memperjelas berbagai fenomena di atas. Dan seperti yang sudah Saya ingatkan, semua ini sangat mungkin bisa membuat Anda mengalami shock berat.

KESALAHAN MENDASAR TENTANG ACTION

Kesalahan itu adalah, Anda sudah terlanjur meyakini - di sepanjang hidup Anda - bahwa Anda akan mencapai apapun yang Anda inginkan dengan melakukan tindakan. Alias, Anda meyakini bahwa untuk mencapai sukses, Anda harus bertindak.

Inilah kenyataannya:

Keyakinan Anda itu justru menciptakan yang sebaliknya.

Dalam konteks ini, Anda telah menomorduakan kekuatan pikiran. 90% orang, ternyata bertindak dalam rangka mengkompensasi berbagai bentuk pemikiran yang tidak tepat.

Maksudnya, nyaris setiap tindakan yang Anda lakukan selama ini, adalah didorong oleh motivasi untuk struggle. Untuk selamat dan untuk survive.

Artinya:

Nyaris setiap tindakan yang Anda lakukan, sumbernya adalah ketakutan, kekhawatiran, dan keragu-raguan.

Dalam hal ini, Anda telah memaksa pikiran untuk terealisasikan dalam bentuk nyata melalui berbagai tindakan. Jika keputusan Anda untuk bertindak lebih dominan, maka apa yang akan menjadi fokus Anda adalah doing. Dan Anda menjadi lupa akan satu hal, yaitu being.

Apa yang akan tercipta dari pemikiran seperti itu, adalah sesuatu yang menyimpang dari tujuan awalnya. Anda merasa akan berbahagia dengan menjadi kaya. Tapi yang tercipta adalah; Anda memang menjadi kaya, tapi tidak berbahagia.

Being, adalah syarat pertama dan paling penting di dalam proses penciptaan.

Ketahuilah bahwa segala sesuatu diciptakan dua kali. Pertama dalam bentuk blue print, dan kedua saat direalisasi menjadi nyata.

Sebuah bangunan diciptakan dua kali, pertama saat di atas kertas dan kedua saat pembangunan fisik. Di atas kertas, arsitek bangunan itu tidak akan pernah menggambarkan proyeksi bangunan, dengan asumsi bahwa bangunan itu akan segera roboh.

Saat Anda menggambar “blue print” di dalam kepala, Anda bisa menggambarkan diri Anda sebagai orang yang super kaya misalnya. Tentunya, Anda tidak akan pernah menggambarkan bahwa di samping kekayaan itu, diri Anda juga tidak berbahagia.

Jadi, semuanya harus dimulai dengan being pada saat ini juga. Mulailah dengan berbahagia. Peganglah itu dengan kuat. Setelah itu, barulah Anda mulai melangkah untuk memanifestasikan bahagia dalam bentuk “menjadi orang kaya”. Bukan sebaliknya, “pokoknya Saya mau kaya!” dan menomorduakan bahagia.

Bukankah urutannya adalah being, doing, baru kemudian having?

Ingatlah bahwa kaya tidak sama dengan bahagia. Untuk keduanya, Anda akan mengejar “having”. Kaya sekaligus bahagia. Kaya boleh nanti, tapi bahagia? Rugi besar jika Anda menundanya. Dan jika Anda menundanya, maka ia akan segera terlepas dari Anda seumur hidup. Anda akan kaya, tapi Anda tak akan pernah berbahagia. Mengapa demikian?

INILAH RAHASIANYA

Bukanlah tindakan Anda yang menciptakan sesuatu, tapi niat Anda.

Anda akan bisa meminimalisir tindakan Anda (sehingga Anda lebih santai dan rileks), dengan berfokus pada semangat dan cita-cita - yang dibentuk oleh niat, sampai Anda merasa sudah waktunya untuk bertindak. Sehingga, tindakan itu nantinya tidak dilakukan dengan drive rasa takut, kekhawatiran, dan keragu-raguan. Saya pribadi menyebut ini dengan konsep “TUNGGULAH GONGNYA”.

Bagaimana supaya kita bertindak setelah bunyi “gong” dan tidak mendahuluinya?

Fokuslah pada apa yang Anda inginkan, dan bukan pada apa yang tidak Anda inginkan.

Dengan fokus itu, Anda akan tahu kapan harus bertindak. Dan saat tindakan itu dieksekusi, maka semuanya akan terasa ringan dan tidak menjadi beban.

Di titik itulah, Anda akan berangkat dari titik departure yang benar, yaitu bertindak bukan dengan dasar rasa takut, khawatir, ragu, atau bahkan hanya sekedar ingin cari selamat alias struggle, melainkan dengan dasar semangat, cita-cita, dan enjoyment. Maka, seluruh alam semesta akan mulai mendukung Anda, dan memberi jalan yang mulus di hadapan Anda.

UJI KELAYAKAN SEBELUM BERTINDAK

Jika Anda sudah fokus pada semangat dan cita-cita, tapi Anda masih merasa grogi dan tidak percaya diri, Anda belum siap bertindak.

Jika Anda paksakan, semua tindakan Anda akan berubah menjadi beban. Padahal, Anda bisa bertindak tanpa beban, tanpa penghalang, dan tanpa rasa sakit. Sesungguhnyalah, Anda bisa bertindak nothing to lose. Alias Ikhlas. And that’s fun of course.

Mendasarkan diri semata-mata pada tindakan, adalah tidak tepat. Tindakan Anda harus dibarengi dengan rasa tanpa beban. Menyenangkan dan nothing to lose. Hanya itulah yang akan membuat lingkungan dan alam semesta mendukung Anda.

Anda harus memperbaiki konsepsi tentang “no pain, no gain”. Mengapa? Karena “pain” Anda semestinya berproporsi benar. Memang harus ada “pain”, tapi itu tidak berarti bahwa semua bentuk “pain” harus Anda alami terlebih dahulu. “Pain” Anda haruslah worthed dengan “gain” yang Anda cita-citakan.

Jika Anda salah memahami konsep “no pain, no gain” ini, maka tindakan Anda hanya akan berbentuk struggle dan cari selamat saja.
Dan:

Anytime You are struggling, You are miscreating.

Jika Anda bertindak untuk struggle dan cari selamat saja, maka Anda akan sangat fokus pada “menghindari sesuatu”. Ketahuilah, “sesuatu” yang Anda hindari itulah yang justru akan Anda dapatkan!

Ini menjelaskan fenomena masyarakat miskin di berbagai belahan dunia, yang terus bekerja keras siang dan malam, tapi nasibnya tidak berubah. Mereka, sebenarnya bisa merubah nasib dengan “hanya” merubah niatnya.

Bukankah Anda juga melihat, mereka yang tadinya di bawah, memang terbukti berubah nasibnya dengan merubah niatnya? Lihatlah perubahan nasib pengrajin, yang tercipta karena pergeseran niat dari “mencari sesuap nasi” menjadi “berbagi keindahan”. Lihatlah pemenang Kalpataru. Lihatlah penerima penghargaan UKM. Lihatlah fenomena Grameen Bank. Mereka, telah merubah nasibnya dengan merubah niatnya.

Apa berikutnya?

Tindakan itu perlu, tapi ketahuilah bahwa tindakan adalah komponen terakhir di dalam proses penciptaan.

Tindakan tidak dapat dijadikan sebagai inisiator dari hasil. Inisiasi adalah fungsi dari being, thought, baru kemudian action. Dengan kata lain, inisiatif-lah yang menentukan hasil. Maka, di sini Anda mungkin perlu memperbaiki konsep tentang inisiatif. Inisiatif bukan hanya ide. Inisiatif adalah paket lengkap dari being, thought, dan action. Inisiatif akan menciptakan vibrasi.

Alam semesta ini adalah vibrasi. Setiap atom dan molekul alam semesta bervibrasi. Atom dan molekul di tubuh Anda juga. Pikiran Anda juga. Pikiran Anda punya frekuensi listrik seperti juga gelombang radio. Dan teori modern telah membuktikan bahwa gelombang itu termanifestasi secara fisik sebagai atom, molekul, dan partikel. Alias, punya bentuk materi juga.

Di dalam alam semesta ini, segala sesuatu diciptakan untuk bisa saling harmoni sehingga seimbang dan tidak hancur. Dengan harmonisasi vibrasi itu, alam semesta bergerak dan berubah. Dengan harmonisasi itu berbagai proses penciptaan lanjutan berlangsung. Termasuk, apapun yang menjadi cita-cita Anda, baik fisik maupun non fisik.

Maka sebelum bertindak, bertanyalah terlebih dahulu pada diri Anda sendiri:

“Bagaimana Saya bervibrasi, harmoniskah dengan vibrasi alam semesta?”

“Sesuaikah dengan tujuan dari penciptaan diri Saya?”

“Sesuaikah dengan tujuan dari penciptaan alam semesta?”

Bagaimana Anda bisa mengetahui dan mengatakannya? Anda bisa mengetahui dan mengatakannya dengan bertanya pada perasaan Anda. Lebih tinggi lagi, bertanyalah kepada nurani dan kalbu Anda.

Apa yang Anda rasakan, akan menentukan apa yang akan Anda tarik.

Dengan hanya berfokus pada apa yang Anda inginkan sesuai perasaan, nurani, dan kalbu Anda, maka alam semesta akan menciptakan satu set situasi dan keadaan khusus, di mana Anda akan bisa bertindak dengan ringan dan tanpa beban, dengan sebuah jaminan akan kesuksesan.

Setting situasi dan keadaan khusus itu, pasti tercipta bersama dengan apapun yang menjadi niat Anda. Alias, setting itu netral sifatnya. Begitulah hukum universalnya.

Dengan kata lain, semudah Anda jatuh, gagal, dan tidak sukses, semudah itu pula sebenarnya, Anda bisa bangkit, berhasil, dan menuai sukses, tanpa perlu terlalu ngoyo dan tergopoh-gopoh, apalagi kemaruk.

KESIMPULAN

Hasil Anda tidak ditentukan oleh tindakan Anda. Hasil Anda, ditentukan oleh niat Anda.
Saya Ingin Anda Sukses,
Saya Harus Membuat Anda Sukses.
(Ini niat Saya.)

from
Ikhwan Sopa
Trainer E.D.A.N.
021-70096855
ikhwan dot sopa at gmail dot com

Bangunlah Kerjasama

Bangunlah Kerjasama

Anda memiliki pengetahuan dan perspektif tentang kerja. Begitu pula dengan orang-orang Anda. Seharusnya Anda dan mereka dapat menggabungkan perspektif dan pengetahuan masing-masing untuk mewujudkan kinerja yang prima. Banyak hal-hal luar biasa akan dicapai saat pemimpin berkolaborasi untuk mencapai sasaran-sasaran bersama.

Satu-satunya tembok penghalang terbesar yang membuat pemimpin merasa tidak perlu berkolaborasi dengan pengikut adalah perasaan ketidaksejajaran antara dirinya dengan pengikut. Saya pikir bila Anda memiliki perasaan demikian buang saja jauh-jauh. Kinerja prima hanya bisa tercapai bila Anda dan orang-orang bekerja sebagai kontributor sejajar dalam proses pencapaian sasaran, dari mulai perencanaan, peninjauan hingga penyelesaian masalah. Dengan bekerja selayaknya rekan sejajar Anda mengisyaratkan pada karyawan bahwa Anda menghargai pengetahuan dan wawasan mereka. Ini akan menumbuhkan perasaan memiliki dan tanggung jawab orang-orang. Anda tidak harus setuju dengan setiap masukan dari karyawan, tapi juga tidak harus selalu menolak.

Rapat kaku yang saya ceritakan di bab sebelumnya lebih banyak disebabkan oleh tertutupnya seorang pemimpin terhadap saran-saran yang diberikan oleh tim. Tim mungkin berpikir,”Buat apa menyumbangkan pikiran bila akhirnya hanya ide pemimpin yang dipakai.”

Kita tahu dalam kerjasama bukan ide saya atau ide Anda yang dipakai. Tapi ide kita. Bila semua orang yang terlibat dalam pencapaian kinerja prima sadar bahwa ada ide bersama yang luar biasa menanti untuk dieksplorasi, maka semua pihak dapat berhenti untuk menjadi orang picik yang beranggapan bahwa idenyalah yang paling layak digunakan.

Waspadailah bila organisasi Anda memiliki kecenderungan hanya bergantung pada pemikiran-pemikiran Anda, khususnya saat berupaya untuk mencapai kinerja yang prima dalam seluruh aspek organisasi. Pemimpin seringkali terlalu jauh dari akar masalahnya. Orang-orang biasanya lebih tahu detail setiap permasalahan kinerja.

Untuk menciptakan situasi penuh kerjasama Anda bisa melakukannya dengan memberikan semua informasi yang dibutuhkan oleh orang-orang Anda. Dengan berbagi informasi Anda membuat orang menjadi lebih antusias dengan pekerjaan mereka. Mereka menjadi lebih jelas tentang sasaran yang hendak dicapai.

Cara lain untuk mendorong kerjasama adalah dengan lebih banyak bertanya kepada orang untuk menggali gagasan, informasi dan pengetahuan. Dengan lebih banyak bertanya Anda dapat memancing keterlibatan atau kontribusi semua orang. Dengan bertanya Anda mulai dapat mendengar, menanggapi dan bahkan mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja. Dengan memahami masalah-masalah kinerja sampai ke akarnya Anda memperlihatkan kepada orang-orang Anda bahwa Anda komitmen dengan tujuan dan sasaran kinerja yang hendak dicapai. Hal ini sangat menginspirasikan orang-orang Anda untuk bekerja secara lebih efektif.

Bila Anda memandang orang-orang Anda hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan kinerja maka Anda akan memperoleh resistensi yang besar. Tapi bila Anda memandang orang-orang sebagai pihak yang sejajar yang akan Anda ajak kerjasama, maka Anda mendapatkan dukungan dari mereka. Bersikap seperti seorang bos yang memerintahkan untuk melakukan ini dan itu sepanjang hari, bulan dan tahun kepada bawahan tidak akan membuat kinerja prima dapat bertahan. Sekarang bukan lagi era bos, tapi pemimpin.

Selain memikirkan bagaimana Anda sebagai pemimpin perlu membangun kerjasama dengan orang, Anda juga perlu mencari cara-cara untuk membuat orang-orang Anda saling bekerjasama satu sama lain dalam cara-cara yang positif. Saya pernah bekerja dengan pemimpin yang mencoba merekatkan kerjasama antar anggota tim dengan turun untuk memberikan sokongan bagi aspek operasional. Saat melakukannya ia merekatkan antara staf yang satu dengan yang lain. Seperti seorang ayah yang berusaha merekatkan anak-anaknya dalam sebuah aktivitas membersihkan rumah. Pemimpin seperti itu memberikan inspirasi dengan cara yang cool tapi membekas.

Tidak ada satupun kisah klasik sukses sebuah organisasi yang saya baca yang menunjukkan bahwa menciptakan persaingan antar anggota tim diuraikan sebagai cara mencapai kinerja tinggi. Persaingan hampir tidak pernah menghasilkan unjuk kerja terbaik, mengejar keunggulan adalah permainan kerjasama. Persaingan adalah cara untuk membuat orang lain menjadi lebih rendah. Dalam kerjasama orang menyadari bahwa mereka berhasil kalau orang berhasil. Sehingga orientasi mereka adalah membantu yang lainnya untuk melakukan unjuk kerja secara efektif. Interaksi ini menghasilkan persahabatan, persatuan dan moral kerja yang tinggi.

Pemimpin secara pribadi memetik keuntungan dari tumbuhnya perilaku kerjasama. Pemimpin yang mendorong kerjasama akan dipandang sebagai pemimpin yang efektif, sedangkan yang menganjurkan persaingan akan dianggap sebagai pemimpin yang menghambat dan tidak efektif. Saya pernah menghadapi kasus dimana seorang pemimpin tidak mampu membangun kerjasama dengan timnya dan juga tidak berhasil dalam mendorong kerjasama antar sesama anggota tim, kinerjanya sebagai pemimpin menurun secara tajam hari ke hari sampai hari dimana ia diberhentikan. Pesan dari kasus ini jelas: bekerjasamalah bila mau sukses!●

Kamis, 07 Agustus 2008


The Techno World

Senin, 04 Agustus 2008










Jumat, 25 Juli 2008

OFF THE JOB SAFETY

“TIPS CARA MENGISI BENSIN”

Date: 09 Juli 2008

TIPS CARA MENGISI BENSIN/BAHAN BAKAR

KENDARAAN ANDA

Seorang teman mengirimkan catatan seperti tertulis di bawah ini:

Saya tidak tahu berapa sebenarnya anda membayar saat mengisi bensin………tetapi di sini, di Durban, harga bahan bakar juga mahal. Saya telah bekerja di bidang bahan bakar/bensin

selama 31 tahun, sehingga saya bisa memberikan beberapa cara agar uang anda menjadi lebih berharga untuk setiap liter bahan bakar yang anda beli.

Di Marian Hill Pipeline tempat saya bekerja di Durban, dalam waktu 24 jam kami memompakan/menyalurkan kurang lebih 4 juta liter. Satu hari solar, hari berikutnya bahan bakar pesawat jet dan bensin, LRP dan Unleaded.

Kami di sini mempunyai tanki penyimpanan sebanyak 34 dengan kapasitas seluruhnya

16.800.000 liter.

BELILAH BAHAN BAKAR ATAU ISILAH MOBIL ATAU MOTOR ANDA DENGAN

BAHAN BAKAR PADA WAKTU HARI MASIH PAGI KETIKA TEMPERATUR TANAH

MASIH DINGIN.

Ingat bahwa semua SPBU mempunyai tanki penyimpanan di bawah tanah. Semakin dingin tanahnya maka semakin padat/kental bahan bakarnya. Jika temperature mulai panas/hangat, maka bahan bakarnya akan mengembang. Jadi jika membeli bahan bakar pada siang hari atau petang hari……..sebenarnya bahan bakar yang diisikan ke dalam tanki

kendaraan anda jelas lebih sedikit dibanding jumlah liter yang anda beli.

Dalam business perminyakan, gravity yang spesifik dan temperatur bensin, diesel dan bahan

bakar pesawat jet, ethanol dan produk minyak lainnya punya peranan penting. Kenaikan 1

derajat merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam business ini. Tetapi SPBU tidak

memberikan ganti rugi/kompensasi karena temperatur.

SALAH SATU YANG PALING PENTING ADALAH ISI BAHAN BAKAR SAAT TANKI KENDARAAN ANDA MASIH SETENGAH PENUH.

Alasannya adalah semakin banyak bahan bakar yang ada di tanki kendaraan, maka semakin

sedikit udara yang ada di bagian tanki yang kosong. Bensin menguap lebih cepat dari pada yang mengapung yang berfungsi sebagai clearance zero antara bensin dan atmosfer sehingga penguapannya bisa dikurangi. Tidak seperti SPBU, tempat saya bekerja di sini setiap truck yang kami muati ada ganti rugi/kompensasi karena temperatur, sehingga setiap liter yang dibeli jumlahnya benar-benar sesuai/tepat.

YANG PERLU DIINGAT LAGI, JANGAN ISI BENSIN JIKA ADA TRUK BAHAN BAKAR

SEDANG MENGISI TANKI PENYIMPANAN

Hampir pasti bensin/solar akan teraduk saat bahan bakar dipompakan dari truck ke tanki penyimpanan, dan kemungkinannya akan ada kotoran di dasar tanki penyimpanan yang teraduk naik dan terikut masuk ke tanki kendaraan anda. Saya berharap hal ini akan menolong anda untuk mendapatkan nilai yang maksimal dari rupiah yang anda gunakan untuk membeli bensin.

BAGIKAN TIPS INI KEPADA YANG LAIN! MARI KITA SALING BERBAGI INFORMASI

UNTUK KEPENTINGAN BERSAMA, UNTUK KEBAIKAN MANUSIA.

www.oricaminingservice.com

Rabu, 23 Juli 2008